Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2013

Mengamati Pengolahan Limbah Kulit

Hari Minggu, 17 Februari 2013, aku (Nabila) bersama teman-temanku: Sasa, Silvi dan Wahyu, mendapat tugas mengamati pengolahan kulit, yang berada di dekat rumah kami. Sebenarnya, letak pengolahan kulit itu, tepat ada di atas rumah-rumah kami, di daerah TPA Mergosono gg 1A, di lereng-lereng bukit sampah.             Menurut Pak Mayar, yang kami temui di dekat tempat penjemuran olahan kulit tersebut, pengolahan kulit di rumah yang disebut pabrik tersebut, sudah berdiri sejak tahun 2008. Kulit-kulit yang diolah di sana, berasal dari kulit sapi dan kambing, yang biasanya dibeli seharga Rp 4.000,-/kg.             Hmmm….bau di tempat ini sangat menyengat sekali. Agak busuk, tapi anehnya lalat-lalat tidak mendekat pada kulit-kulit yang sedang dijemur itu. Aneh, ya,...padahal khan biasanya lalat suka juga pada benda-benda yang berbau busuk? Kami sudah menutupi hidung kami, tapi bau itu tetap saja menusuk.             Kata Pak Mayar, cara untuk mengolah kulit-kulit itu dengan jalan

Madre

Madre berasal dari bahasa Spanyo l, berarti ~ Ibu ~ Bunda. Semalam saya membaca Madre karya Dee, penulis perempuan Indonesia papan atas tersebut, entah mengapa jika kemudian kata-kata "Madre" terpahat kuat di benak saya. Tapi saya tidak akan menulis Madre ~ alias biang roti, seperti yang ditulis oleh Dee. Kali ini saya akan sedikit bercerita tentang Madre ~ ibu ~ bunda ...seseorang yang sangat dirindukan sebagian anak-anak di bantaran Kali Brantas, Mergosono, Malang, Jatim. Saat saya bertanya, "Di mana Ibumu?" Sebagian anak lantas berkata, "Sedang bekerja." Beberapa anak menjawab, "Di rumah sedang memasak...mencuci." Beberapa anak lain, dengan sendu menjawab, "Ibu di Hongkong!" Lain hari saya bertanya, "Bagaimana kabar Ibumu?" Jawaban yang beragam pun tersedia.... "Ibunya masih di PT (maksudnya PJTKI)bulan depan berangkat ke Hongkong," cerita Luluk, mewakiki keponakannya, yang belum genap berusia setahun.