Minggu pagi yang cerah, 27 September 2015
Anak-anak terlihat masih baru bangun dari tidur, saat saya sampai di perkampungan mereka. Wajah lusuh alias wajah bantal, belum tersentuh air. Tapi saat mereka mengetahui kehadiran saya, bergegas mereka mandi dan bersiap bergabung dengan saya di halaman sekolah, tempat biasa kami belajar dan bermain bersama.
Pagi ini saya membawa alat belajar berupa Ular Tangga dari kertas karton, juga crayon, pensil warna dan kertas-kertas aktivitas untuk dipakai bersama. Pagi ini kami bermain dalam kelompok Adik Kakak, artinya anak yang berusia lebih tua menemani anak yang lebih muda dalam sebuah kelompok, bisa dari saudara kandung, atau teman sekampung. Tugas seorang kakak adalah menemani dan mendampingi adik/teman yang lebih muda dalam belajar melalui permainan bersama. Dengan media Ular Tangga, kami mulai permainan pagi ini. Eits....tapi beda dengan permainan Ular Tangga pada umumnya lho!
Ular Tangga yang kami pakai tentu saja istimewa...he he he...kali ini kami bermain dengan petualangan Bajak Laut, yang kami dapat dari internet dan kami cetak pada kertas art paper. Setiap kali kelompok mendapatkan angka naik atau turun, maka setiap kelompok harus mengerjakan tugas dalam kelompok masing-masing, seperti: Mencari kata dalam bahasa Inggris, Matematika, Mencari gambar bentuk, mewarna, dsb.
Games kali ini seru banget! Sampai tak terasa tiga jam berlalu, dan anak-anak masih sibuk mengerjakan tugasnya. Bahkan beberapa anak mengambil kamus Bahasa Inggris dari rumah mereka yang tak jauh dari halaman sekolah. Tentu saja, ada banyak tawa dan kisah lucu saat kami bermain dan belajar bersama ini....
"Lavender itu warna yang gimana sih?" tanya Nabila pada teman-temannya.
"Emmm, itu lho...kayak warnanya batu akik!" celoteh Moris, disambut tawa teman-temannya yang lain.
"Masak kayak akik sih, Mas?" tanya Putri tak percaya.
"Ya, udah kalau gak percaya!" ucap Moris sambil membawa lari pensil warna yang dipakai Putri.
Sementara anak-anak usia sekolah sedang bermain Ular Tangga, anak-anak usia TK/PAUD dan yang belum sekolah berkelompok untuk mewarnai huruf.
Usai belajar bersama anak-anak, saya mampir ke rumah Moris, yang ternyata ibunya berjualan makanan sejak dua minggu lalu. Eh, kemudian malah dipaksa ibunya mencicipi Lupis buatannya, dibungkuskan dan diserahkan ke saya, dan tidak boleh membayar. Ah, saya jadi sangat terharu. Tentu tidak mudah bagi ibunya membuat Lupis ini, bangun pagi-pagi dan mulai bekerja. Rasanya kue ini akan jadi sesuatu yang istimewa bagi saya, karena diberikan dengan tulus hati. "Terima kasih, Bu!"
Ohya, terima kasih juga buat mbak Mazmur yang bermukim di USA, kirimannya sangat membantu adik-adik di sini untuk melengkapi alat peraga/kreativitas pebelajaran bersama anak-anak di Mergosono. Berkah Dalem.
Anak-anak terlihat masih baru bangun dari tidur, saat saya sampai di perkampungan mereka. Wajah lusuh alias wajah bantal, belum tersentuh air. Tapi saat mereka mengetahui kehadiran saya, bergegas mereka mandi dan bersiap bergabung dengan saya di halaman sekolah, tempat biasa kami belajar dan bermain bersama.
Pagi ini saya membawa alat belajar berupa Ular Tangga dari kertas karton, juga crayon, pensil warna dan kertas-kertas aktivitas untuk dipakai bersama. Pagi ini kami bermain dalam kelompok Adik Kakak, artinya anak yang berusia lebih tua menemani anak yang lebih muda dalam sebuah kelompok, bisa dari saudara kandung, atau teman sekampung. Tugas seorang kakak adalah menemani dan mendampingi adik/teman yang lebih muda dalam belajar melalui permainan bersama. Dengan media Ular Tangga, kami mulai permainan pagi ini. Eits....tapi beda dengan permainan Ular Tangga pada umumnya lho!
Ular Tangga yang kami pakai tentu saja istimewa...he he he...kali ini kami bermain dengan petualangan Bajak Laut, yang kami dapat dari internet dan kami cetak pada kertas art paper. Setiap kali kelompok mendapatkan angka naik atau turun, maka setiap kelompok harus mengerjakan tugas dalam kelompok masing-masing, seperti: Mencari kata dalam bahasa Inggris, Matematika, Mencari gambar bentuk, mewarna, dsb.
Berikut contoh beberapa soal yang dipakai dalam Games Ular Tangga:
Games kali ini seru banget! Sampai tak terasa tiga jam berlalu, dan anak-anak masih sibuk mengerjakan tugasnya. Bahkan beberapa anak mengambil kamus Bahasa Inggris dari rumah mereka yang tak jauh dari halaman sekolah. Tentu saja, ada banyak tawa dan kisah lucu saat kami bermain dan belajar bersama ini....
"Lavender itu warna yang gimana sih?" tanya Nabila pada teman-temannya.
"Emmm, itu lho...kayak warnanya batu akik!" celoteh Moris, disambut tawa teman-temannya yang lain.
"Masak kayak akik sih, Mas?" tanya Putri tak percaya.
"Ya, udah kalau gak percaya!" ucap Moris sambil membawa lari pensil warna yang dipakai Putri.
Sementara anak-anak usia sekolah sedang bermain Ular Tangga, anak-anak usia TK/PAUD dan yang belum sekolah berkelompok untuk mewarnai huruf.
Usai belajar bersama anak-anak, saya mampir ke rumah Moris, yang ternyata ibunya berjualan makanan sejak dua minggu lalu. Eh, kemudian malah dipaksa ibunya mencicipi Lupis buatannya, dibungkuskan dan diserahkan ke saya, dan tidak boleh membayar. Ah, saya jadi sangat terharu. Tentu tidak mudah bagi ibunya membuat Lupis ini, bangun pagi-pagi dan mulai bekerja. Rasanya kue ini akan jadi sesuatu yang istimewa bagi saya, karena diberikan dengan tulus hati. "Terima kasih, Bu!"
Ohya, terima kasih juga buat mbak Mazmur yang bermukim di USA, kirimannya sangat membantu adik-adik di sini untuk melengkapi alat peraga/kreativitas pebelajaran bersama anak-anak di Mergosono. Berkah Dalem.
Komentar
Posting Komentar