Langsung ke konten utama

Wanita Perkasa (part 1)

Sebut saja namanya Mbak Tinik, perempuan dua orang anak ini, sangat supel, periang dan tahan banting. Inilah kesaksian hidupnya yang ingin ia bagikan bagi kita.
Perempuan 40 tahunan ini, memang pada dasarnya periang, meski beban yang ditanggungnya tak terbilang ringan, dia menghadapinya dengan senyuman.
Mbak Tinik, ibu dari Yohanes (baru lulus SMK) dan Yosua (masih kelas 1 SMP), mengaku beberapa tahun terakhir ini bekerja keras untuk membiayai anak-anaknya sekolah. Suaminya baru saja di PHK dan sedikit mengalami depresi, sehingga menyerahkan tanggungjawab pembiayaan sekolah anak-anaknya pada istrinya.
Mbak Tinik bukan seorang perempuan cengeng, yang mudah putus asa dengan apa yang dihadapinya. Berbekal ketrampilannya memasak, dia mencoba melamar pekerjaan. Akhirnya dia diterima menjadi juru masak pada sebuah rumah merangkap toko. Sehari mendapatkan honor Rp 20.000,- tanpa ada tambahan biaya makan ataupun transpor.
Bertekad ingin menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang yang lebih tinggi, Mbak Tinik merelakan dirinya berjalan kaki pulang pergi ke tempat kerjanya, sekadar menghemat ongkos naik angkot.
Dia merasa bersyukur, prestasi anak pertamanaya cukup membanggakan, sehingga sempat mendapatkan beasiswa di sekolahnya. Tambah lagi beberapa waktu lalu anak pertamanya telah lulus dan menyelesaikan SMK nya.
Memang perjuangan MBak Tinik belum berakhir.....masih ada Yosua, anak bungsunya, yang harapannya, bisa sekolah lebih tinggi dari jenjang SMP.

Nampak dalam foto: MBak Tinik bersama salah satu dari keponakannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Games Kejujuran

Minggu, 30 Juni 2013 Pagi yang cerah, anak-anak sedang libur sekolah. Pekan yang lalu kami telah sama-sama berencana, jika hari ini akan mengadakan kegiatan lomba. Rupanya anak-anak di Bantaran Kali Brantas, Mergosono, Malang, sudah tak sabar menanti kedatangan saya. Begitu saya datang, semua anak langsung berkumpul di tanah lapang SDN Mergosono 4, tempat biasa kami bermain dan belajar bersama. Mereka datang dengan wajah-wajah yang penuh semangat, senyum ceria dan di tangan mereka telah terkepal 'gempo' (gempo= bulatan dari tanah yang dipadatkan). Setelah mempersiapkan segala sesuatunya, termasuk membuat track untuk lomba, anak-anak berkumpul di halaman, duduk bersama dan kami mulai dengan membuat peraturan permainan bersama terlebih dahulu. Permainan sepanjang hari ini kami namakan Games Kejujuran. Peraturan selama permainan adalah: tidak boleh ada kata-kata kotor, perkelahian dan suara tangis. Setiap kali ada pelanggaran konsekuensinya poin dikurangi 10. Sedangkan jika

MEWARNAI PASIR

Minggu depan kami berencana mewarnai gambar dengan menggunakan pasir laut. Wah, gimana caranya? Penasaran ya? Sabar, pasti jika tiba saatnya kami akan tulis juga di blog ini.  Jadi pekan ini kami belajar menyiapkan bahannya yakni membuat pasir berwarna. Pertama kami menyiapkan semua bahannya: pasir laut, pewarna makanan, gelas plastik, sendok/garpu plastik, dan air secukupnya.     Pasir laut yang sudah dicuci bersih dan dikeringkan Pewarna Makanan Gelas, sendok/garpu plastik bekas Cara membuatnya: Pertama pasir laut harus dibilas dengan air tawar terlebih dahulu untuk menghilangkan bau amis, jemur di tengah terik matahari. Kita bisa jemur beberapa kali (meski pasir sudah kering) agar bau amis bisa benar-benar hilang. Kemudian kita bisa simpan pasir tersebut pada botol plastik (bekas aqua, dsb).   Untuk mewarnai pasir laut, kami menggunakan warna dari pewarna kue cair, dicampur dengan sedikit air, dan anak-anak membantu dengan mengaduk pasirnya hingga rata terca

Permainan Kerjasama - Melewati Tali

Permainan kerjasama - Melewati Tali, sebenarnya mudah. Hanya saja perlu kekompakkan dan kerjasama kelompok. Pertama, anak-anak membentuk lingkaran besar dan saling bergandengan tangan. Tali (bisa dari tali rafia) diletakkan pada tubuh salah seorang anak. Tiap-tiap anak berusaha untuk memindahkan tali tersebut ke temannya yang lain, tanpa melepaskan pegangan tangannya. Mau mencoba? Seru juga lho!