Langsung ke konten utama

Belajar Diskusi

Memilih kartu diskusi

Menempelkan di papan..."Aku bisa menempelkannya sendiri!" ucap Amel.

Suasana saat diskusi...semua bisa ikut ngomong!

Aku juga mau dapat giliran!

Ini dia kartu-kartu yang jadi bahan diskusi bersamanya...

Minggu, 25 September 2011
Pagi ini kami belajar diskusi bersama. Wah, kok kayaknya susah banget ya...?
Enggak kok! Malahan menyenangkan.
Awalnya, anak-anak mengambil sebuah kartu dari kumpulan kartu yang ada (bisa memakai dari kertas yang berwarna sehingga menarik perhatian anak).
Dari sebuah kartu yang diambil tadi, anak-anak kemudian menempelkannya pada sebuah papan di dinding (papan juga bisa terbuat dari kertas manila/kertas plano/papan tulis).

Wah, kata apa ya, yang muncul?
Kalau susah dibaca dulu bersama-sama...
Ohhh, ada kata pilihan: BIDAN, PENJAGA SEKOLAH, PUNK, MANTRI, RT, RW, POLISI, HANSIP, AREMANIA, MBOLANG, PENGEPUL, GURU, PREMAN, TUKANG PIJAT, MBAK AYIK, PENGAMEN.
misal, Moris mengambil sebuah kartu yang bertuliskan MBOLANG, maka kemudian kita bersama-sama mendiskusikan...apa sih pengertian MBOLANG, di mana biasanya dilakukan, siapa yang pernah melakukan, dsb.

Seperti saat muncul kata PREMAN, maka anak-anak mulai berkomentar:
"Preman itu yang biasanya mengambil dompet ya?"
"Preman itu tukang parkir ya?"
"Preman gak ada di kampung sini, Mbak...!"

atau saat kata TUKANG PIJAT muncul, maka komentar anak-anak:
"Ibunya Dedy jadi tukang pijat."
"Mbah Yah, kalau mijet enak sekali...gak sakit. Malahan aku ketawa-ketawa dibuatnya!"
"Kalau yang dekat rumahku itu, tukang pijet urat!"
"Biasanya ada yang gak perlu mbayar lho..."

Diskusi ringan, tapi menyenangkan. Tak sadar membiasakan anak-anak untuk berani mengungkapkan pendapatnya. Komentar salah atau benar, tak perlu di STOP saat anak masih berbicara. Keberanian anak untuk mengungkapkan pendapatnya perlu dihargai.
Tuh, khan...ternyata nggak sulit kok, untuk memulai diskusi dengan anak-anak.
Selepas diskusi bersama anak-anak, kami mewarnai-menggambar juga bermain bersama.
Semayup suara dhangdhutan dari rumah Pak Dar, meramaikan suasana. Juga sesekali celoteh anak dan suara srat-srutttt.... "Ah, Maya dan Bagas, kamu pilek lagi ya, Nak!"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BELAJAR ADIK KAKAK

Minggu pagi yang cerah, 27 September 2015 Anak-anak terlihat masih baru bangun dari tidur, saat saya sampai di perkampungan mereka. Wajah lusuh alias wajah bantal, belum tersentuh air. Tapi saat mereka mengetahui kehadiran saya, bergegas mereka mandi dan bersiap bergabung dengan saya di halaman sekolah, tempat biasa kami belajar dan bermain bersama. Pagi ini saya membawa alat belajar berupa Ular Tangga dari kertas karton, juga crayon, pensil warna dan kertas-kertas aktivitas untuk dipakai bersama. Pagi ini kami bermain dalam kelompok Adik Kakak, artinya anak yang berusia lebih tua menemani anak yang lebih muda dalam sebuah kelompok, bisa dari saudara kandung, atau teman sekampung. Tugas seorang kakak adalah menemani dan mendampingi adik/teman yang lebih muda dalam belajar melalui permainan bersama. Dengan media  Ular Tangga, kami mulai permainan pagi ini. Eits....tapi beda dengan permainan Ular Tangga pada umumnya lho! Ular Tangga yang kami pakai tentu saja istimewa...he he he....

Bahan Sinau: Puzzle ~ Mengenal Nama-nama Hewan di Indonesia

Berikut adalah bahan puzzle, yang kami buat sendiri bagi anak-anak di bantaran kali Brantas, Mergosono, Malang. Puzzle berikut mencari nama-nama hewan yang ada di Indonesia, berdasarkan pengelompokan abjad. NAMA BINATANG Carilah nama-nama binatang berikut pada kumpulan huruf dalam kotak, bisa dengan mendatar, tegak, miring ke kanan, miring ke kiri, dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas. ALAP-ALAP                            BABI                                        BELIBIS ANGSA                              ...

Menggambar Estafet

Minggu pagi yang dingin (18/5), air sisa hujan semalam pun masih membasahi jalanan. Saat melewati daerah TPA (Tempat Pembuangan Akhir) di Mergosono yang sekarang sudah ditutup untuk pembuangan sampah, bau sampah mulai menyengat. Bau sampah bercampur bau tulang-tulang terbakar, juga beragam jenis kotoran yang lain. Nampak beberapa kambing peliharaan warga berbaur dengan puluhan ayam di sekitar lereng bukit sampah. Bukit sampah, disekitar tempat anak-anak tinggal Jalan setapak di bukit sampah, disekitar tempat anak-anak tinggal   Jalan menurun yang sudah diberi tangga di sekitar lereng bukit sampah. Dulu sangat licin jika hujan turun.   Perkampungan anak-anak tinggal, foto diambil dari bukit sampah.   Salah satu rumah yang tepat berada di bawah bukit sampah. Ini merupakan perkampungan baru, di mana para pendatang membangun rumah semi permanen di sana.   Salah satu rumah warga Perkampungan tempat anak-anak tinggal Meniti jalan...