Pagi ini kami belajar diskusi bersama. Wah, kok kayaknya susah banget ya...?
Enggak kok! Malahan menyenangkan.
Awalnya, anak-anak mengambil sebuah kartu dari kumpulan kartu yang ada (bisa memakai dari kertas yang berwarna sehingga menarik perhatian anak).
Dari sebuah kartu yang diambil tadi, anak-anak kemudian menempelkannya pada sebuah papan di dinding (papan juga bisa terbuat dari kertas manila/kertas plano/papan tulis).
Wah, kata apa ya, yang muncul?
Kalau susah dibaca dulu bersama-sama...
Ohhh, ada kata pilihan: BIDAN, PENJAGA SEKOLAH, PUNK, MANTRI, RT, RW, POLISI, HANSIP, AREMANIA, MBOLANG, PENGEPUL, GURU, PREMAN, TUKANG PIJAT, MBAK AYIK, PENGAMEN.
misal, Moris mengambil sebuah kartu yang bertuliskan MBOLANG, maka kemudian kita bersama-sama mendiskusikan...apa sih pengertian MBOLANG, di mana biasanya dilakukan, siapa yang pernah melakukan, dsb.
Seperti saat muncul kata PREMAN, maka anak-anak mulai berkomentar:
"Preman itu yang biasanya mengambil dompet ya?"
"Preman itu tukang parkir ya?"
"Preman gak ada di kampung sini, Mbak...!"
atau saat kata TUKANG PIJAT muncul, maka komentar anak-anak:
"Ibunya Dedy jadi tukang pijat."
"Mbah Yah, kalau mijet enak sekali...gak sakit. Malahan aku ketawa-ketawa dibuatnya!"
"Kalau yang dekat rumahku itu, tukang pijet urat!"
"Biasanya ada yang gak perlu mbayar lho..."
Diskusi ringan, tapi menyenangkan. Tak sadar membiasakan anak-anak untuk berani mengungkapkan pendapatnya. Komentar salah atau benar, tak perlu di STOP saat anak masih berbicara. Keberanian anak untuk mengungkapkan pendapatnya perlu dihargai.
Tuh, khan...ternyata nggak sulit kok, untuk memulai diskusi dengan anak-anak.
Selepas diskusi bersama anak-anak, kami mewarnai-menggambar juga bermain bersama.
Semayup suara dhangdhutan dari rumah Pak Dar, meramaikan suasana. Juga sesekali celoteh anak dan suara srat-srutttt.... "Ah, Maya dan Bagas, kamu pilek lagi ya, Nak!"
Komentar
Posting Komentar