Ayik-ceritaku

"Oke! Satu....dua....tigaaaaa....! Mulai....!" teriak Srigala yang menjadi wasit pertandingan lari antara Kancil dan kura-kura itu. Mulailah kancil dan kura-kura berlari dengan kencangnya..... Cerita tersebut disampaikan Kak Pelangi dari Fisip Brawijaya, Malang, yang pagi itu datang bersama teman-temannya, sekitar 10 orang, di hadapan anak-anak di bantaran Kali Brantas, Mergosono, Malang. Nampak anak-anak dengan tekun mendengarkan cerita tersebut.... Kak Pelangi sedang asyik bercerita... Akhirnya,...si kura-kura berlari bersama-sama si kancil. Nampak anak-anak antusias mendengarkan cerita Kak Pelangi. Meski demikian mereka kritis juga memprotes saat ada cerita atau gerakan yang salah. "Lho,....lho....kok larinya mundur?" teriak Moris memprotes Kak Pelangi, yang sedang bercerita sambil menggerakkan gambar kura-kuranya. "Eh, iya...ternyata jalannya mundur ya?" ucap Kak Pelangi, sedikit malu. "Maaf, ya, adik-adik, gambar kura-kurany

Minggu pagi yang dingin, 19 Mei 2013, sisa hujan semalam...tanah becek, namun udara segar. Pagi ini kami menerima kunjungan dari beberapa kakak dari Fakultas FISIP Brawijaya, Malang dan juga pemuda GKJW Jemaat Malang. Usai berkenalan, kami membagi kelompok. Anak-anak kecil (Balita hingga SD kelas 1) mewarnai dan belajar mengenal huruf. Sedang anak-anak usia sekolah (SD) pagi ini melakukan kegiatan penjelajahan sederhana. Kegiatan penjelajahan sederhana ini dilakukan dengan sebuah games. Awalnya, anak-anak diminta membuat PETA RAHASIKU yakni menyusun puzzle dari sebuah foto, yang diambil dari lingkungan sekitar mereka. Setelah foto tersusun dengan baik, anak-anak diminta untuk mencari tempat dalam foto tersebut dan melakukan penjelajahan sederhana (sambil menjawab pertanyaan). Saat penjelajahan ini, mereka ditemani, kakak-kakak yang kebetulan datang hari ini. Berikut beberapa foto bahan puzzle dan pertanyaan pembimbing yang dikerjakan anak-anak, untuk mengenal lingkungan mereka.

Perkampungan Mergosono, di bantaran kali Brantas, Malang, tempat kami belajar dan bermain bersama selama ini.... Pasar Krempyeng, pasar tradisional masyarakat di pinggiran TPA Pemandangan areal TPA, sekitar jam 8 pagi. Areal TPA, bangunan semi permanen itu adalah tempat pengelolaan kulit. Jika musim penghujan dan para pekerja sedang mengola kulit...wah, baunya busuk banget!   Areal TPA, Mergosono   Bangunan tempat penyimpanan sampah para pemulung, yang akan dijual pada penadah. Jalanan penuh sampah dan menurun JIka kurang hati-hati bisa saja terpeleset di sini...   Lereng bukit, menuju perumahan penduduk   Keindahan di tengah sampah...masih ada yang segar dan menghijau ciptaan Tuhan (tepat di atas bukit sampah)   Jalanan menurun menuju perkampungan warga   Perkampungan Mergosono, tepat di bawah TPA   Perkampungan Mergosono   Perkampungan Mergosono, Kampung Baru, banyak pendatang bermukim di sini   Perkampungan Mergo