Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2015

REFLEKSI 15 TAHUN PENDAMPINGAN ANAK-ANAK

Pagi itu (25/10) saya bergegas berjalan kaki menuju tempat anak-anak di bantaran Kali Brantas, Mergosono, Malang. Melewati jalanan setapak, dan kemudian melewati perbukitan sampah di bekas TPA Mergosono.                       Area perbukitan sampah di bekas TPA Mergosono (bagian atas)                                    Jalanan curam di perbukitan sampah                 Jalanan curam di perbukitan sampah, yang mulai diperbaiki warga.  Panorama dari perbukitan sampah di bekas TPA Mergosono. Cuaca sangat panas, meski jam baru menunjuk di angka 07.30. Aroma khas sampah bercampur benda-benda terbakar, juga bau kambing di daerah itu, mulai memenuhi rongga dada saya, saat memasuki daerah perbukitan sampah tersebut. Aroma ini jadi makin akrab, karena hampir saban minggu saya melewati jalanan ini. Tiba di jalanan curam, di lereng bukit sampah, di dekat pembakaran kulit (entah kulit sapi atau kulit-kulit lain yang terbakar) saya menemui Mbah Putri dan Mbah Kung, berj

Ragam Foto: Mewarna dengan Pasir

"Ah, Kak,...ini sulit sekali!" rengek Amel. Teman-temannya melirik kepadanya dengan enggan. "Kamu sih, salah! Harusnya kan gak langsung dikasih semua pasirnya ke kertasmu!" tukas Intan dengan tegas. "Mesti pelan-pelan, Mel...biar gak kotor semua," ucap Intan lagi sambil memberi contoh. Pagi ini (25/10),semua anak-anak dampingan di Bantaran Kali Brantas, Mergosono, Malang, tengah asyik menekuni gambar mereka masing-masing. Mengolesi dengan lem dan kemudian menaburkan pasir laut yang sudah berwarna di atasnya. Meski serius mereka melakukannya sambil mengobrol dan sesekali memperhatikan pekerjaan temannya.   Moris tengah asyik memulai mewarnai gambarnya dengan pasir. Nora, Intan, Amel dan Silvi, juga sibuk mewarnai gambarnya dengan pasir.   Gesang juga serius mengerjakan tugasnya.   Nindy mulai merancang warna yang sesuai dengan keinginannya. Gambar Nindy masih setengah proses pewarnaan dengan pasir.   Nora juga

MEWARNAI PASIR

Minggu depan kami berencana mewarnai gambar dengan menggunakan pasir laut. Wah, gimana caranya? Penasaran ya? Sabar, pasti jika tiba saatnya kami akan tulis juga di blog ini.  Jadi pekan ini kami belajar menyiapkan bahannya yakni membuat pasir berwarna. Pertama kami menyiapkan semua bahannya: pasir laut, pewarna makanan, gelas plastik, sendok/garpu plastik, dan air secukupnya.     Pasir laut yang sudah dicuci bersih dan dikeringkan Pewarna Makanan Gelas, sendok/garpu plastik bekas Cara membuatnya: Pertama pasir laut harus dibilas dengan air tawar terlebih dahulu untuk menghilangkan bau amis, jemur di tengah terik matahari. Kita bisa jemur beberapa kali (meski pasir sudah kering) agar bau amis bisa benar-benar hilang. Kemudian kita bisa simpan pasir tersebut pada botol plastik (bekas aqua, dsb).   Untuk mewarnai pasir laut, kami menggunakan warna dari pewarna kue cair, dicampur dengan sedikit air, dan anak-anak membantu dengan mengaduk pasirnya hingga rata terca