Minggu, 18 Juli 2010 Pagi ini, awal baru setelah dua pekan aku tak menjumpai anak-anak karena libur panjang sekolah. Rupanya mereka juga mengisi liburan dengan berbagai hal, utamanya bersama keluarga mereka. Agak lama aku menunggu di halaman sekolah SDN Mergosono IV, baru setelah itu datang beriringan anak-anak....awalnya dua orang, tambah seorang, tambah tiga...tambah lagi dan tambah saat siang makin menjelang. Hari ini bebas saja, kami bercerita banyak tentang awal pekan pertama mereka menyicip sekolah baru, kelas baru... "Sekolah ternyata menyenangkan!" tutur Ria, yang baru saja menyelesaikan MOS di SMP Maarif 2, Malang. Setahun lalu Ria harus menunda semangatnya untuk sekolah karena kecelakaan yang menimpa dia saat pulang dari sekolah, di awal musim MOS. Kakinya retak dan atas kebijakkan ibunya, ia menunda keinginannya bersekolah. "Selain enak, ternyata aku dapat pengetahuan baru saat MOS. Kami nonton bareng pengetahuan tentang narkoba....aku gak mau pakai narkoba!&
Foto dari kiri ke kanan: Amel, Andri, Angga & febli, Danang, Wahyu, Tegar, Putri, Nabila, Moris, Mega, Irfan, Hilda, Galih, Febli, Doni, Dedi, Daniel dan Ade, dengan hasil karya mereka (Mewarna dan menggambar)
"Mbak, aku gak tahu cita-citaku apa?" ucap Ika mengejutkanku. Kami bertiga duduk di atas sebuah tikar lusuh, aku Ika dan Tia. Ruang tamu ini tampak temaram dengan sinar redup bola lampu kecil tepat di atas kami. "Kenapa?" tanyaku balik dengan heran. Setahuku beberapa waktu lalu Ika pernah sangat optimis ingin menjadi seorang guru. "Soalnya Ibu gak setuju. Ibu bilang kenapa aku gak jadi perawat saja?" ucap Ika sambil meremas-remas koran yang dipegangnya. Kulihat Tia duduk di pojok ruangan, kakinya berselonjor. Tak ada komentar yang keluar dari bibir cewek yang terkenal pendiam ini. "Aku bingung Mbak...." ucap Ika lagi, "Kalau jadi guru atau perawat itu memang harus S1 ya?" tanyanya lagi. Akhirnya hari itu menjadi panjang dengan obrolan kami bertiga. Tentang cita-cita, harapan, ketakutan.....diseling secangkir teh manis buatan Mbah Si. Kulihat Ika masih sangat bersemangat, meski keraguan membentang tegas di bola matanya. Tuhan, mampukan s
Minggu pagi (11/7/2010), sengaja hari ini tak ada jadwal belajar dan bermain dengan anak-anak. Aku berfikir, biarkan anak-anak menikmati liburan bersama keluarganya, teman atau orang-orang di kampung. Benar juga....saat aku sampai di rumah Ika, dia bercerita kalau anak-anak sebagian sedang rekreasi bersama orang-orang kampung. Jadilah hari ini aku berkunjung saja ke rumah Ika yang sekaligus rumah tinggal Tia dan keluarga neneknya, yang akrab dipanggil Mbah Si. Saat aku datang, Ika bersiap untuk mencuci pakaian, sedang Tia, Irfan,Hilda dan seorang adik Irfan berada di ruang tamu. Ruang tamu itu sederhana saja, hanya beralaskan selembar tikar lusuh, sebuah rak/almari penyimpanan piring dan barang-barang berharga mereka di ruangan itu. Selebihnya ruangan terlihat kosong. Akupun duduk santai saja di atas tikar. Mbah Si datang menemuiku dan kamipun ngobrol panjang lebar tentang keluarganya. Dia bercerita kalau baru saja pulang dari Madura (Sampang), mengunjungi seorang anaknya di sana. Mesk