Langsung ke konten utama

Surat Nadia (Part 1)


Kemarin petang (5/10/11), saya menerima surat dari Nadia, seorang gadis yang baru saya kenal, dari sahabatnya, Maria. Dalam suratnya Nadia menceritakan keinginan hatinya untuk tetap bisa sekolah atau setidaknya menamatkan pendidikan SMA nya.
Saat ini dia duduk di kelas XII, di sebuah sekolah swasta di kota Malang. Orangtua Nadia sudah bercerai sekitar 4 tahun yang lalu, dan sekarang hidup bersama ibu dan seorang adiknya.
Nadia seorang anak yang cerdas. Saat tinggal di Jakarta dulu, dia pernah menjadi juara pertama tahun ajaran 2009/2010 di SMA Kristen Berkat. Tapi saat dia harus tinggal bersama ibunya (akibat perceraian) dan pindah ke Malang, keterbatasan hidup mulai menggelayuti keluarga kecil ini.
Nadia memang gadis yang cerdas dan bersemangat. Meski demikian pihak yayasan tempat dia sekolah sekarang, sudah angkat tangan untuk pembiayaan tanggungan sekolah yang mesti membebaninya. Nadia harus segera menyelesaikan administrasi pembiayaan sekolahnya pada bulan September 2011 lalu, dan atas kebijakkan Kepala sekolahnya, mengingat prestasi Nadia, dia mendapatkan kompensasi kelonggaran untuk pelunasan pembayaran sekolahnya. Dana yang dibutuhkan Nadia untuk membayar kepeluan sekolahnya sebesar Rp 3.230.000,- (Tiga juta dua ratus tiga puluh ribu rupiah).
Dalam suratnya dia berharap, ada Bapak/Ibu/Saudara, yang berkenan membantunya memberikan bantuan dana (beasiswa) sampai setidaknya dia tamat SMA, dalam hal ini berarti tinggal hitungan bulan saja, karena mulai bulan depan dia memasuki masa ujian sekolah, Ujian Nasional, dan try out. Kami percaya masih ada banyak hati dari Bapak/Ibu/Saudara, yang berkenan setidaknya memiliki kepedulian bagi seorang Nadia. Saya juga percaya, Tuhan tidak menutup mata-Nya melalui Bapak/Ibu/Saudara, membukakan berkat agar Nadia bisa menyelesaikan studinya. Tidak membiarkan sebuah harapan seorang anak padam untuk meraih cita-citanya.
Kepedulian Bapak/Ibu/Saudara bisa disalurkan melalui:
Rekening BCA KCU Malang
No. Ac. 011-501924-0
a.n. Yanuari Ningsih Aji
          Atas kepedulian Bapak/Ibu/saudara untuk membantu, atau setidaknya membaca catatan ini, kami sampaikan terima kasih. Berkah Dalem. Semoga Semua Hidup Berbahagia.

Salam kasih,
Ayik

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BELAJAR ADIK KAKAK

Minggu pagi yang cerah, 27 September 2015 Anak-anak terlihat masih baru bangun dari tidur, saat saya sampai di perkampungan mereka. Wajah lusuh alias wajah bantal, belum tersentuh air. Tapi saat mereka mengetahui kehadiran saya, bergegas mereka mandi dan bersiap bergabung dengan saya di halaman sekolah, tempat biasa kami belajar dan bermain bersama. Pagi ini saya membawa alat belajar berupa Ular Tangga dari kertas karton, juga crayon, pensil warna dan kertas-kertas aktivitas untuk dipakai bersama. Pagi ini kami bermain dalam kelompok Adik Kakak, artinya anak yang berusia lebih tua menemani anak yang lebih muda dalam sebuah kelompok, bisa dari saudara kandung, atau teman sekampung. Tugas seorang kakak adalah menemani dan mendampingi adik/teman yang lebih muda dalam belajar melalui permainan bersama. Dengan media  Ular Tangga, kami mulai permainan pagi ini. Eits....tapi beda dengan permainan Ular Tangga pada umumnya lho! Ular Tangga yang kami pakai tentu saja istimewa...he he he....

Bahan Sinau: Puzzle ~ Mengenal Nama-nama Hewan di Indonesia

Berikut adalah bahan puzzle, yang kami buat sendiri bagi anak-anak di bantaran kali Brantas, Mergosono, Malang. Puzzle berikut mencari nama-nama hewan yang ada di Indonesia, berdasarkan pengelompokan abjad. NAMA BINATANG Carilah nama-nama binatang berikut pada kumpulan huruf dalam kotak, bisa dengan mendatar, tegak, miring ke kanan, miring ke kiri, dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas. ALAP-ALAP                            BABI                                        BELIBIS ANGSA                              ...

Menggambar Estafet

Minggu pagi yang dingin (18/5), air sisa hujan semalam pun masih membasahi jalanan. Saat melewati daerah TPA (Tempat Pembuangan Akhir) di Mergosono yang sekarang sudah ditutup untuk pembuangan sampah, bau sampah mulai menyengat. Bau sampah bercampur bau tulang-tulang terbakar, juga beragam jenis kotoran yang lain. Nampak beberapa kambing peliharaan warga berbaur dengan puluhan ayam di sekitar lereng bukit sampah. Bukit sampah, disekitar tempat anak-anak tinggal Jalan setapak di bukit sampah, disekitar tempat anak-anak tinggal   Jalan menurun yang sudah diberi tangga di sekitar lereng bukit sampah. Dulu sangat licin jika hujan turun.   Perkampungan anak-anak tinggal, foto diambil dari bukit sampah.   Salah satu rumah yang tepat berada di bawah bukit sampah. Ini merupakan perkampungan baru, di mana para pendatang membangun rumah semi permanen di sana.   Salah satu rumah warga Perkampungan tempat anak-anak tinggal Meniti jalan...