Minggu, 15 April 2012
Mewarnai sambil curhat
Serius mewarnai
Minggu pagi yang ceria...matahari bersinar terang, udara sejuk berhembus dan anak-anak yang bersemangat untuk bermain dan belajar.
Pada awalnya, rencana hari ini adalah belajar Simulasi Gempa, tapi sejak mulai menggunting kuku dan membersihkan halaman untuk tempat sinau bareng, anak-anak sudah semangat curhat. Jadilah hari ini "Hari Curhat" sambil mewarnai gambar.
Ceritanya, di kampung baru, tempat anak-anak tinggal, beberapa hari lalu terdapat ular besar yang masuk ke pemukiman penduduk. Awalnya, ular itu masuk dan memakan ayam, keluarga Menik. Saat ketahuan oleh orang-orang, akhirnya ular besar itu ditangkap dan dibunuh orang-orang.
"Wih, ularnya besar banget Mbak...!" cerita Putri.
"Kepalanya sebesar kepalanya Dhani, Mbak..." ucap Putri.
"Ihhh, ngawuuurrrr....kamu lho, nggak lihat. Yang betul, sebesar paralon, Mbak," ujar Anggi.
"Habis dipukuli orang-orang, trus ularnya di masak...tapi ekornya di taruh di kandang Mbak Menik," imbuh Moris kemudian.
"Iiih, jijik....masak ular dimakan? Tapi katanya memang bisa bikin obat ya, Mbak?" tanya Anggi.
Jadilah sepanjang hari itu, kisaran pembicaraan seputar ular yang masuk kampung. Saban seorang anak baru mendatangiku, pasti langsung cerita ular....dan tentu saja teman-temannya yang sudah lama berada di halaman SDN Mergosono 4 Malang itu, secara serempak berteriak, "Sudah tahuuuu!"
Sambil bercerita, anak-anak kemudian mulai mewarnai gambar pilihannya. Sesekali ada celoteh dan cerita-cerita lucu. Cerita tentang Mery yang baru saja jatuh di tanah lapang dan kepalanya berdarah. Cerita tentang Putro yang belum sembuh-sembuh juga, padahal pipinya sudah bengkak besar.
"Masak Mbak, sama ibunya dikasih maem sama sambel setiap hari," ucap Nabila mengagetkanku.
"Lho, kok bisa? Apa nggak dibawa ke Puskesmas atau ke dokter?" tanyaku lanjut.
"Nggak tahu, Mbak...tapi, memang betul kok, aku pernah tahu, Ibunya itu nyuapin Putro pakai sambel,...hihhh...gak kasihan apa?" celoteh Anggi.
"Iya, bahkan waktu Putro minta uang buat jajan, eh, sama Ibunya malahan di kasih kacang panjang...." sahut Nindi.
Aku masih terkesiap kaget mendengar celoteh mereka, saat tiba-tiba teringat kakak beradik Ria, Puput dan Indra.
"Lho, Indra sama Puput ke mana ya?" tanyaku.
"Mbak Puput gak boleh ikut ke sini Mbak sama Bapaknya?" jawab Nabila.
"Lho, kenapa?" tanyaku pura-pura tidak tahu, meski dalam hati sudah menduga permasalahannya.
"Katanya,...Mbak Puput udah gedhe, gak perlu ikutan belajar dan bermain sama kita," terang Nabila lanjut.
"Ohya,...trus, sabun sama sikat giginya kemarin dah dikasihkan?" tanyaku pada Anggi.
"Sudah Mbak,.....eh, Mbak, kasihan ya, Mbak Puput, gak bisa ke sini. Padahal kalau aku sama teman-teman yang lain, pasti malahan disuruh Ibu atau Mbahku ikut belajar di sini," ucap Anggi.
"Iya, aku juga malah di suruh Ibu juga, ngajak adik ke sini!" sahut Putri.
"Kalau gitu, Bapaknya itu bodho ya...masak anaknya mau belajar kok gak boleh?" celetuk Anggi kemudian.
"Huusssh, gak boleh ngomong gitu," ucapku melerai anak-anak yang mulai emosi.
"Tapi memang kenyataannya begitu lho, Mbak..." tambah Nindi.
"Sudah-sudah,...memang dari dulu Bapaknya Puput memang gak suka sama Mbak Ayik. Yang penting yang lain masih mau tetap belajar dan bermain di sini, " ucapku meredakan suasana. "Tapi, kalian harus tetap menyayangi Puput, Indra dan Ria,...kasihan mereka," harapku pada mereka.
"Tapi Mbak,...aku seneng kok, kalau Mbak datang ke sini. Kita bisa belajar bersama!" ucap Nabila.
"Iya, aku juga suka kok....!" teriak anak-anak yang lain.
Dalam hati, aku hanya bisa mengucap syukur pada Tuhan....memang ada kepahitan, kesedihan dan rasa prihatin selama mendampingi anak-anak di Bantaran Sungai Brantas, Mergosono, Malang, ini.... namun ada juga limpahan berkat-berkat bersama anak-anak ini. Semoga kami makin dikuatkan dengan kebersamaan ini.
Ohya, berikut foto anak-anak beserta hasil karyanya:
Adi
Amanda
Anggi
Aranca/Gesang
Bagas
Dani
Galang
Hilda
Intan
Lany
adik Lany (lupa namanya, he he he...baru pertama kali datang dan bergabung)
Maya
Nabila
Mery
Moris
Nindi
Putri
Sasha
Silvi
Yanti
Tika
Komentar
Posting Komentar