Desa Beru, Batu, 16-17 Juni 2012
Dinginnya hari dan sejuknya wilayah pegunungan di kediaman Pak Slamet
Goprak, Desa Beru, Batu, tak menyurutkan hati untuk mengikuti kegiatan refleksi
bersama para relawan (gabungan relawan Merapi, MAVI, pendampingan anak,
pendamping buruh, dsb).
Selama hampir dua hari berturut-turut, (16-17/6), Rm. Surya, SJ. Menemani
proses refleksi bersama ini. Proses refleksi ini lebih banyak dalam bentuk
sharing-sharing dalam kelompok kecil, baru kemudian masuk dalam refleksi
bersama di pleno. Tentu saja refleksi bersama ini banyak mengkayakan nurani
dalam kaitan pelayanan terhadap sesama.
Berikut catatan kecil dari rangkaian refleksi tersebut, semoga bisa menjadi
catatan yang bisa senantiasa dipakai untuk belajar dan merefleksikan diri.
MENGINGAT KEMBALI MAKNA
PELAYANAN
Pada pertemuan awal, Rm. Surya mengajak merenungkan kembali: Siapa dan di
manakah titik pijak pelayanan kita, dengan bahan pertanyaan berikut:
1. Manakah dari tiga
definisi tentang pembagian rejeki yang tidak merata di bawah ini, yang Anda
anggap tepat?
a. Kehidupan dan kegiatan
masyarakat ditata sedemikian rupa, sehingga banyak orang tidak mendapat cukup,
sedang sekelompok kecil mendapat terlalu banyak.
b. Banyak orang tidak
mendapat cukup, karena mereka kurang mendapat kesempatan utnuk berusaha, sedang
sekelompok kecil mendapat banyak karena mereka mendapat banyak kesempatan untuk
berusaha.
c. Banyak orang tidak
mendapat cukup, karena mereka malas, pasrah, kurang berusaha, sedang sekelompok
kecil mendapat banyak karena mereka ini ulet, kreatif dan tekun berusaha.
2. Manakah dari tiga penjelasan
itu yang mengungkapkan adanya ketidakadilan? Jelaskan!
Sharing bersama >>
Penataan bertujuan untuk memudahkan sistem satu pihak saja. Pembuat aturan
memiliki kuasa untuk menentukan pembagian rejeki. Akibatnya, terkadang timbul
monopoli yang mengakibatkan tidak meratanya pembagian rejeki yang mengakibatkan
ketidakadilan.
Melayani orang miskin berarti mengkuasakan atau membantu melibatkan mereka
untuk memiliki kekuasaan.
Sumber kuasa itu bisa berupa: uang, jabatan, pengetahuan, pendidikan,
bermoral, senioritas, juga massa.
Sumber kuasa yang dimiliki orang miskin adalah massa (jika mereka
terorganisasi).
Penataan dalam masyarakat berlangsung lama, karena “yang dirugikan” tidak
sadar/dibuat tidak sadar. Maka sebagai pendamping kita harus menyadarkan rakyat
tersebut. Pelayanan yang dilakukan pendamping harus menjawab “kebutuhan”
mereka, kebutuhan mendesak dari keluhan mereka.
Pelayanan kebutuhan mendesak ini bisa menjadi pintu masuk (entry point)
pendidikan penyadaran mereka (kelompok).
MENDERITA BERSAMA ORANG YANG
MENDERITA
Sessi ini diawali dengan sharing dalam kelompok kecil mengenai pengalaman
pelayanan:
v Suka duka apakah yang
dialami dalam pelayanan Anda sampai sekarang?
v Bagaimana hubungan kita
dengan orang-orang yang kita dampingi?
v Pelajaran apakah yang
diberikan dari orang yang Anda layani bagi Anda?
v Keutamaan-keutamaan
apakah yang Anda temukan, yang dimiliki pada orang yang Anda layani?
Sharing bersama >>
Untuk bisa memahami tentang makna pelayanan, maka seseorang harus mau
berproses bersama-sama dengan orang yang dilayaninya.
"PENDERITAAN HANYA BISA DIHAPUS DENGAN PENDERITAAN"
Dosa Pokok yang seringkali dilakukan oleh para pendamping adalah:
1. KESOMBONGAN; merasa
diri lebih dari yang lain, mencari pujian/popularitas/kehormatan, membanggakan
apa yang kita punyai sehingga kita menjadi alergi terhadap kritikan/teguran.
Spirit keutamaan yang perlu dibangun: RENDAH HATI.
2. IRI HATI; iri hati
terhadap saingan; tidak tahan dengan keberhasilan orang lain.
Spirit keutamaan yang perlu dibangun: Senang
memuji; bergembira dengan teman yang berhasil.
3. KIKIR; Spirit keutamaan
yang perlu dibangun: BERMURAH HATI; memberi lebih baik daripada menerima.
4. MARAH; penjilat paling
ulung.
Spirit keutamaan yang perlu dibangun: Sabar,
Lemahlembut, Pengampun.
5. MALAS; hanya mau
mengerjakan hal-hal yang mudah.
Spirit keutamaan yang perlu dibangun: Rajin, mau
bekerja keras.
6. SUKA MAKAN;
Spirit keutamaan yang perlu dibangun: Ugahari;
mengendalikan makan.
7. KEDAGINGAN; berfantasi
dan berfikir jorok-jorok.
Spirit keutamaan yang perlu dibangun: Kemurnian
hati.
KEUTAMAAN DALAM PELAYANAN:
KERENDAH HATIAN; SABAR – LEMAH LEMBUT; MURAH HATI; RAJIN – KOMITMEN TOTAL;
KEMURNIAN HATI.
Hal-hal di atas ini pelru dilandasi dengan KASIH; belas kasih yang
mengandung protes karena ketidakadilan.
PENABUR DAN PENUAI
Mungkin dalam pelayanan kita sebagai pendamping masyarakat, kita bisa
memilih posisi kita...sebagai penabur
(yang mengawali membangun sebuah pelayanan/pendampingan masyarakat) atau penuai (yang meneruskan pendampingan
masyarakat dan menuai apa yang telah ditanam oleh penabur sebelumnya).
Kita harus siap dengan keadaan dimana kita tidak mendapatkan ucapan
“Terimakasih” karena kita adalah “hamba.”
Sebagai HAMBA:
·
yang berterimakasih telah diberi tugas; dan saat tugas
selesai, tidak menuntut “terimakasih” dari Tuannya.
·
Pengalaman “kesepian” sebagai hamba, akan jadi
mencekam/berat saat tidak dipahami oleh orang-orang terdekatnya.
"KITA SEMUA ADALAH PENDOSA, YANG DIPANGGIL DALAM KARYA TUHAN UNTUK TURUT AMBIL BAGIAN, MENEGAKKAN KERAJAAN KEADILAN"
Saat menghadapi “Pengalaman Kesepian,” persembahkanlah
hal ini pada Tuhan, karena Tuhan tidak pernah meninggalkan kita.
Mempersembahkan hal tersebut pada Tuhan, akan memurnikan pelayanan kita.
·
Tuhan juga pernah mengalami “Pengalaman Kesepian,” saat
ditinggalkan orang-orang yang didik-Nya.
"BAPA AKU MENGUCAP SYUKUR, KARENA ORANG KECILLAH YANG DAPAT MENANGKAP/MELIHAT RAHASIA SURGA."
Saat kita mengalami kesepian/kekeringan rohani; kita
membutuhkan pembimbing rohani: untuk tahu apakah “roh” yang menyertai kita itu
baik atau jahat.
·
Kita membutuhkan komunitas yang saling berbagi pengalaman
dan saling menguatkan dan bekerjasama.
Selamat berefleksi...selamat mengasihi ciptaan-Nya.
(Ayik)
Komentar
Posting Komentar