Langsung ke konten utama

Sepotong cerita tentang Kamera Pocket...

Sekitar tanggal 18 April 2008 lalu, saya membeli sebuah kamera pocket merk Exilim keluaran Casio. Uang pembelian itu juga berasal dari sedikit tabungan saya. Memberanikan diri membeli kamera itu dengan menitipkan pada seorang kawan baik di Jakarta.

Saat akhirnya kamera itu datang, lewat pos ekspedisi khusus, saya menerimanya dengan haru. Ini barang berharga pertama saya, yang didapat dengan kerja keras tentunya. Mengapa saya harus membeli sebuah kamera, sementara kala itu lagi musim ponsel genggam yang lebih canggih? Ya, semua dengan satu tujuan, saya ingin mengabadikan setiap kegiatan pendampingan anak-anak di Bantaran Kali Brantas, Mergosono, Malang, Jawa TImur, Indonesia.


Akhirnya, hampir 4 tahun lebih, kamera itu menemani saban minggu bertemu dengan anak-anak. Menangkap semangat dan menceritakan ulang kegiatan anak-anak di sana. Bukan untuk pamer, tapi senyata hanya ingin berbagi, agar rasa kasih ini juga menyeruak diantara kawan-kawan yang lainnya, atau bahkan pada orang-orang yang belum sempat berkunjung di bantaran kali Brantas, Mergosono.


Pernah mendadak kamera pocket ini rusak karena tak sengaja diduduki. Wah, saat itu rasanya seperti patah hati. Memang kamera ini waktu itu hanya seharga Rp 1.500.000,- saja, tapi saat terpisah tiga bulan lamanya untuk diservis, tiba-tiba merasa ada sesuatu yang hilang.


Kamera ini telah melewati banyak tempat 
dan juga cerita. Ada cerita saat anak-anak bersedih, gembira, tertawa, menangis, sakit dan senyuman. Ada juga cerita tentang kebahagiaan saat kami menerima kunjungan dan bantuan bagi anak-anak dari berbagai tempat. Dia memang bukan kamera yang paling bagus, tapi dia telah memotret dan mengabadikan semuanya dengan indah.

Mendadak malam kemarin (22/8), saat kamera ini hendak dibawa ke Jogya, tiba-tiba tidak menunjukkan kehidupannya. Padahal baterai juga baru saja di charge, tapi tombol on-off nya tak lagi berfungsi.
























Tiba-tiba saya hanya bisa berdiam diri dan berkata, "Mungkin tiba saatnya berpisah dengannya."
Sedih, pasti sangat terasa dalam. Terimakasih kamera pocketku...sepanjang beberapa tahun ini telah menemani kami, melewatkan keindahan bersama, keindahan sisi manusiawi bersama anak-anak di sana, maupun orang-orang yang belum pernah kujumpai.
Menutupmu dalam boks tuamu, sembari mengucap harap....Tuhan memberikan penggantimu, di saat yang tepat dan amat kami butuhkan. Terimakasih....


Komentar

  1. salam sukses gan, bagi2 motivasi .,
    Bersabarlah dalam bertindak agar membuahkan hasil yang manis.,.
    ditunggu kunjungan baliknya gan .,.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEWARNAI PASIR

Minggu depan kami berencana mewarnai gambar dengan menggunakan pasir laut. Wah, gimana caranya? Penasaran ya? Sabar, pasti jika tiba saatnya kami akan tulis juga di blog ini.  Jadi pekan ini kami belajar menyiapkan bahannya yakni membuat pasir berwarna. Pertama kami menyiapkan semua bahannya: pasir laut, pewarna makanan, gelas plastik, sendok/garpu plastik, dan air secukupnya.     Pasir laut yang sudah dicuci bersih dan dikeringkan Pewarna Makanan Gelas, sendok/garpu plastik bekas Cara membuatnya: Pertama pasir laut harus dibilas dengan air tawar terlebih dahulu untuk menghilangkan bau amis, jemur di tengah terik matahari. Kita bisa jemur beberapa kali (meski pasir sudah kering) agar bau amis bisa benar-benar hilang. Kemudian kita bisa simpan pasir tersebut pada botol plastik (bekas aqua, dsb).   Untuk mewarnai pasir laut, kami menggunakan warna dari pewarna kue cair, dicampur dengan sedikit air, dan anak-anak membantu dengan mengaduk pasirnya hingga rata terca

Games Kejujuran

Minggu, 30 Juni 2013 Pagi yang cerah, anak-anak sedang libur sekolah. Pekan yang lalu kami telah sama-sama berencana, jika hari ini akan mengadakan kegiatan lomba. Rupanya anak-anak di Bantaran Kali Brantas, Mergosono, Malang, sudah tak sabar menanti kedatangan saya. Begitu saya datang, semua anak langsung berkumpul di tanah lapang SDN Mergosono 4, tempat biasa kami bermain dan belajar bersama. Mereka datang dengan wajah-wajah yang penuh semangat, senyum ceria dan di tangan mereka telah terkepal 'gempo' (gempo= bulatan dari tanah yang dipadatkan). Setelah mempersiapkan segala sesuatunya, termasuk membuat track untuk lomba, anak-anak berkumpul di halaman, duduk bersama dan kami mulai dengan membuat peraturan permainan bersama terlebih dahulu. Permainan sepanjang hari ini kami namakan Games Kejujuran. Peraturan selama permainan adalah: tidak boleh ada kata-kata kotor, perkelahian dan suara tangis. Setiap kali ada pelanggaran konsekuensinya poin dikurangi 10. Sedangkan jika

Permainan Kerjasama - Melewati Tali

Permainan kerjasama - Melewati Tali, sebenarnya mudah. Hanya saja perlu kekompakkan dan kerjasama kelompok. Pertama, anak-anak membentuk lingkaran besar dan saling bergandengan tangan. Tali (bisa dari tali rafia) diletakkan pada tubuh salah seorang anak. Tiap-tiap anak berusaha untuk memindahkan tali tersebut ke temannya yang lain, tanpa melepaskan pegangan tangannya. Mau mencoba? Seru juga lho!