Minggu, 27 Januari 2013
Pagi ini cuaca sangat cerah, bahkan terbilang cukup panas, sehingga sesekali mengipasi badan agar suhu bisa terasa dingin. Sekitar 20-an anak mengelilingi saya, waktu saya sampai di halaman sekolah SDN Mergosono 4 Malang. Maklumlah, hampir sebulan lebih kami tidak bertemu.
Anak-anak nampak sehat dan bersemangat, meski (selalu) ada beberapa anak yang datang masih dalam keadaan kotor, belum mandi, degil, beringus, tapi dengan 'PD' nya mereka memamerkan senyum termanis mereka. he he he...
Seperti biasa, sehabis memotong kuku sambil menerima curhat dari anak-anak, membagi vitamin C dan juga obat permen cacing, kami memulai kegiatan hari ini.
Hari ini kami belajar bahasa Inggris (dalam games) dan mewarnai.
Rupanya, keluarga Amanda baru saja menerima kiriman paket dari ibunya di Hongkong. Dengan sangat antusias, Amanda bercerita tentang sepatu, baju dan jam tangan yang diterima dari bundanya, dengan suaranya yang lucu. Amanda sekarang sekolah di TK A, bisa dibayangkan celotehannya yang riang dan menggemaskan.
"Aku dapat baju dari Bunda...jam tangan ini..," sambil menunjukkannya pada saya, jam tangan mungil berhiaskan kepala Shoun the sheep berwarna putih. "Aku juga dapat sepatu...."celotehnya lagi sambil menyandarkan kepalanya di dadaku.
"Aku juga dapat topi ini, Mbak..." imbuh Amel yang masih keponakan dari ibu Amanda.
Kalau mengingat beberapa tahun lalu... Amanda yang masih bayi, dititipkan pada neneknya, karena ibunya berangkat ke Hongkong, untuk menjadi TKI. Kabar yang saya dengar, ia berangkat menjadi TKI karena kecewa ditinggalkan suaminya. Seperti kebanyakan ibu-ibu muda di kampung ini.
"Mbak,..." suara Amanda saya dengarkan kembali. "Gambarnya tak bawa pulang ya...?" pintanya manja. Kepala saya mengangguk setuju.
Siang bergulir cepat, tak terasa anak-anak satu persatu juga mulai meninggalkan halaman sekolah.
"Mbak, aku bareng pulangnya ya..." ucap suara Amanda, sambil menungu saya memakai sandal. Tak lama kami pun beriringan pulang bersama anak-anak yang lain. Jalan perkampungan ini banyak berubah, meski hanya sebulan saya tidak ke sini. Ada beberapa rumah baru, kecil-kecil yang dibangun di samping barat sekolahan. Sepertinya kampung ini semakin padat.
"Mbak, lihat sepatu boatku ya..." suara Amanda menyadarkan saya kembali. Tangannya menyeret saya menuju rumahnya. Tak lama anak-anak yang lain juga ikut masuk dalam rumah Amanda, juga neneknya, yang hanya tertawa memperhatikan ulah Amanda. Sepatu boat hitam dengan hiasan kembang, saat dipakai sangat pas di kaki Amanda, hanya saja kakinya yang gemuk menyebabkan tidak semua resleting itu tertutup sempurna.
"Gimana Mbak...bagus ya?" celoteh Amanda lagi.
"Bagusss...!" ucap saya sambil tersenyum memperhatikannya. Tak lama saya berpamitan pulang. Sebelum pulang Amanda dan Amel memberikan hadiah kecupan di kedua pipi saya. Tak mau kalah, anak-anak yang besar juga mengulurkan tangan untuk bersalaman.
Hari yang cerah...yang penuh dengan cerita kasih sayang.
Pagi ini cuaca sangat cerah, bahkan terbilang cukup panas, sehingga sesekali mengipasi badan agar suhu bisa terasa dingin. Sekitar 20-an anak mengelilingi saya, waktu saya sampai di halaman sekolah SDN Mergosono 4 Malang. Maklumlah, hampir sebulan lebih kami tidak bertemu.
Anak-anak nampak sehat dan bersemangat, meski (selalu) ada beberapa anak yang datang masih dalam keadaan kotor, belum mandi, degil, beringus, tapi dengan 'PD' nya mereka memamerkan senyum termanis mereka. he he he...
Seperti biasa, sehabis memotong kuku sambil menerima curhat dari anak-anak, membagi vitamin C dan juga obat permen cacing, kami memulai kegiatan hari ini.
Hari ini kami belajar bahasa Inggris (dalam games) dan mewarnai.
Rupanya, keluarga Amanda baru saja menerima kiriman paket dari ibunya di Hongkong. Dengan sangat antusias, Amanda bercerita tentang sepatu, baju dan jam tangan yang diterima dari bundanya, dengan suaranya yang lucu. Amanda sekarang sekolah di TK A, bisa dibayangkan celotehannya yang riang dan menggemaskan.
"Aku dapat baju dari Bunda...jam tangan ini..," sambil menunjukkannya pada saya, jam tangan mungil berhiaskan kepala Shoun the sheep berwarna putih. "Aku juga dapat sepatu...."celotehnya lagi sambil menyandarkan kepalanya di dadaku.
"Aku juga dapat topi ini, Mbak..." imbuh Amel yang masih keponakan dari ibu Amanda.
Kalau mengingat beberapa tahun lalu... Amanda yang masih bayi, dititipkan pada neneknya, karena ibunya berangkat ke Hongkong, untuk menjadi TKI. Kabar yang saya dengar, ia berangkat menjadi TKI karena kecewa ditinggalkan suaminya. Seperti kebanyakan ibu-ibu muda di kampung ini.
"Mbak,..." suara Amanda saya dengarkan kembali. "Gambarnya tak bawa pulang ya...?" pintanya manja. Kepala saya mengangguk setuju.
Siang bergulir cepat, tak terasa anak-anak satu persatu juga mulai meninggalkan halaman sekolah.
"Mbak, aku bareng pulangnya ya..." ucap suara Amanda, sambil menungu saya memakai sandal. Tak lama kami pun beriringan pulang bersama anak-anak yang lain. Jalan perkampungan ini banyak berubah, meski hanya sebulan saya tidak ke sini. Ada beberapa rumah baru, kecil-kecil yang dibangun di samping barat sekolahan. Sepertinya kampung ini semakin padat.
"Mbak, lihat sepatu boatku ya..." suara Amanda menyadarkan saya kembali. Tangannya menyeret saya menuju rumahnya. Tak lama anak-anak yang lain juga ikut masuk dalam rumah Amanda, juga neneknya, yang hanya tertawa memperhatikan ulah Amanda. Sepatu boat hitam dengan hiasan kembang, saat dipakai sangat pas di kaki Amanda, hanya saja kakinya yang gemuk menyebabkan tidak semua resleting itu tertutup sempurna.
"Gimana Mbak...bagus ya?" celoteh Amanda lagi.
"Bagusss...!" ucap saya sambil tersenyum memperhatikannya. Tak lama saya berpamitan pulang. Sebelum pulang Amanda dan Amel memberikan hadiah kecupan di kedua pipi saya. Tak mau kalah, anak-anak yang besar juga mengulurkan tangan untuk bersalaman.
Hari yang cerah...yang penuh dengan cerita kasih sayang.
Nampak dalam foto: Amanda (baju pink), Amel (batik dan celana biru) serta Hilda, yang mengikuti saya pulang, melewati daerah TPA, tempat mereka tinggal.
Tak menyangkah mreka hadir dibumi ditempat seperti ini, tapi anak2 ini seperti malaikat, anak2 tdk pernah protes pd Illahi, hanya kita yg mengerti disadarkan utk peduli......terus smangat yah sobatku...!!!
BalasHapus