Langsung ke konten utama

Terima Kasih: Berbagi Kasih

Minggu pagi yang dingin, (9/6), karena semalaman hujan turun hingga pagi hari ini. Meski cuaca masih tidak menentu dan hawa dingin masih menyengat kulit, anak-anak di bantaran Kali Brantas, Mergosono, Malang, tetap bersemangat hari ini.
Pagi ini, sekitar 25 anak berkumpul untuk bermain dan belajar bersama, kebetulan kami juga menerima tamu istimewa, yakni kakak-kakak KPPM dari GKJW Jemaat Malang, yang hari ini menemani kami belajar.

Senang bisa menerima kakak-kakak baru, ada sekitar 15 kakak yang datang sehingga anak-anak juga makin bersemangat belajar, meski bola dan lapangan yang basah sangat menarik untuk dijejaki, tapi anak-anak belajar taat untuk belajar dulu. Ya, hari ini kami belajar bersama dari Buku Sinau: tentang perasaanku hari ini dan juga belajar tentang cara menghadapi gempa.









Selesai belajar bersama, anak-anak bermain bersama di tanah lapang. Wah, kali ini ada game kerjasama nih.... anak-anak dibagi dalam 4 kelompok, masing-masing kelompok bertugas untuk mengumpulkan bola dengan mata tertutup. Iihh, sulit dong....? Nggak kok, khan yang ditutup matanya nggak semua anggota kelompok, tapi orang pertama dalam kelompok itu, sedang anggota kelompok lain (yang matanya tidak ditutupi) bertugas membantu agar perjalanan mereka mencari bola tidak tersesat atau melewati jalan yang salah. Seru lho,...tambah lagi ada permainan bola di mana semua anggota kelompok saling diikat kakinya. Ini baru sulit...tapi seru juga lho!


Usai belajar, bermain....eh, ada hadiahnya lho....semua anak mendapat hadiah, dan saling berbagi. Kami juga mendapat roti dan susu. Terima kasih kakak-kakak....jangan kapok datang lagi ke sini ya!



Komentar

Postingan populer dari blog ini

BELAJAR ADIK KAKAK

Minggu pagi yang cerah, 27 September 2015 Anak-anak terlihat masih baru bangun dari tidur, saat saya sampai di perkampungan mereka. Wajah lusuh alias wajah bantal, belum tersentuh air. Tapi saat mereka mengetahui kehadiran saya, bergegas mereka mandi dan bersiap bergabung dengan saya di halaman sekolah, tempat biasa kami belajar dan bermain bersama. Pagi ini saya membawa alat belajar berupa Ular Tangga dari kertas karton, juga crayon, pensil warna dan kertas-kertas aktivitas untuk dipakai bersama. Pagi ini kami bermain dalam kelompok Adik Kakak, artinya anak yang berusia lebih tua menemani anak yang lebih muda dalam sebuah kelompok, bisa dari saudara kandung, atau teman sekampung. Tugas seorang kakak adalah menemani dan mendampingi adik/teman yang lebih muda dalam belajar melalui permainan bersama. Dengan media  Ular Tangga, kami mulai permainan pagi ini. Eits....tapi beda dengan permainan Ular Tangga pada umumnya lho! Ular Tangga yang kami pakai tentu saja istimewa...he he he....

Bahan Sinau: Puzzle ~ Mengenal Nama-nama Hewan di Indonesia

Berikut adalah bahan puzzle, yang kami buat sendiri bagi anak-anak di bantaran kali Brantas, Mergosono, Malang. Puzzle berikut mencari nama-nama hewan yang ada di Indonesia, berdasarkan pengelompokan abjad. NAMA BINATANG Carilah nama-nama binatang berikut pada kumpulan huruf dalam kotak, bisa dengan mendatar, tegak, miring ke kanan, miring ke kiri, dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas. ALAP-ALAP                            BABI                                        BELIBIS ANGSA                              ...

Menggambar Estafet

Minggu pagi yang dingin (18/5), air sisa hujan semalam pun masih membasahi jalanan. Saat melewati daerah TPA (Tempat Pembuangan Akhir) di Mergosono yang sekarang sudah ditutup untuk pembuangan sampah, bau sampah mulai menyengat. Bau sampah bercampur bau tulang-tulang terbakar, juga beragam jenis kotoran yang lain. Nampak beberapa kambing peliharaan warga berbaur dengan puluhan ayam di sekitar lereng bukit sampah. Bukit sampah, disekitar tempat anak-anak tinggal Jalan setapak di bukit sampah, disekitar tempat anak-anak tinggal   Jalan menurun yang sudah diberi tangga di sekitar lereng bukit sampah. Dulu sangat licin jika hujan turun.   Perkampungan anak-anak tinggal, foto diambil dari bukit sampah.   Salah satu rumah yang tepat berada di bawah bukit sampah. Ini merupakan perkampungan baru, di mana para pendatang membangun rumah semi permanen di sana.   Salah satu rumah warga Perkampungan tempat anak-anak tinggal Meniti jalan...