Langsung ke konten utama

Terima Kasih


"Yaaaaannnn, good news! Tempatmu jadi dapat satu sepeda!" email yang saya terima pagi itu (7/12) dari sahabat baik saya, Ruth, yang saat ini tengah studi S2 di Adelaid, Australia.
Rasanya hampir tak percaya, membaca kabar gembira itu. 

Awalnya, pada pertengahan bulan November lalu, Ruth meminta pada saya untuk memberikan tautan profil pendampingan anak-anak saya di Bantaran Kali Brantas, Mergosono, Malang. Dia bilang saat itu hendak mengajukannya pada sebuah komunitas sepeda pelajar "Markiwest" di Adelaid. Ceritanya kelompok gowes ini memiliki aksi sosial cinta lingkungan dengan memberikan donasi ke beberapa panti asuhan. Ruth yang mengetahui hal tersebut, kemudian bertanya pada mereka, "Apakah harus ke panti asuhan saja?" Mereka menjawab, tidak, asalkan ada usaha sosialnya. Lantas kemudian Ruth bercerita tentang kelompok pendampingan anak yang telah saya dampingi selama ini. Rupanya mereka tertarik (mungkin juga setelah membaca catatan kegiatan pendampingan di blog saya: ayik-ceritaku.blogspot.com).

Waktu itu, tidak ada perasaan apa-apa, saya segera mengiyakan, menjawab permintaannya, tanpa berpikir akan mendapatkan sebuah sepeda pancal. Yang terpikir saat itu adalah, saya sangat bersyukur lewat Ruth, pendampingan anak-anak di Mergosono bisa juga di share kan pada teman-teman yang lain, itu saja.

Hingga akhirnya, saat pagi itu saya menerima email dari Ruth, yang memberitahu jika saya termasuk dari beberapa komunitas di Indonesia ini yang akan mendapatkan donasi sepeda pancal,..... dan masih belum percaya. 


Sampai akhirnya, kemudian Dias Satria, dosen Unibraw, yang juga sedang menempuh pendidikan di Adelaid, sekaligus ketua dari "Markiwest", merespon email saya.
Sejenak saya merasa bersyukur.....

Sejujurnya, beberapa bulan ini saya mengalami kejenuhan luar biasa, seperti berada di titik nadir, mengingat ada beberapa tantangan di Mergosono, yang belum terselesaikan. Juga karena kondisi kesehatan yang beberapa kali drop. Pernah saya berpikir, mungkin ini tahun terakhir saya untuk mengakhiri pendampingan anak-anak di Mergosono. Rasanya stagnan, tambah lagi saya perlu merefresh diri saya sendiri, untuk lebih berkembang. Tapi, selalu saja Tuhan menjawab doa-doa saya dengan hal-hal yang tak terpikirkan bagi saya.

Terima kasih Tuhan, terima kasih Ruth, terima kasih kawan-kawan "Markiwest" di Adelaid, yang memompa semangat saya kembali. Juga banyak kawan-kawan di Malang, Jakarta, juga buat suami saya yang memberikan kebebasan bagi saya untuk melakukan semuanya ini.


Semoga lewat sepeda ini bisa senantiasa mengingatkan saya, untuk terus mengayuh semangat saya...untuk terus mengasihi anak-anak. Ya, ladang ini belum selesai...masih harus menabur, menanam dan menuai.... Berkah dalem.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEWARNAI PASIR

Minggu depan kami berencana mewarnai gambar dengan menggunakan pasir laut. Wah, gimana caranya? Penasaran ya? Sabar, pasti jika tiba saatnya kami akan tulis juga di blog ini.  Jadi pekan ini kami belajar menyiapkan bahannya yakni membuat pasir berwarna. Pertama kami menyiapkan semua bahannya: pasir laut, pewarna makanan, gelas plastik, sendok/garpu plastik, dan air secukupnya.     Pasir laut yang sudah dicuci bersih dan dikeringkan Pewarna Makanan Gelas, sendok/garpu plastik bekas Cara membuatnya: Pertama pasir laut harus dibilas dengan air tawar terlebih dahulu untuk menghilangkan bau amis, jemur di tengah terik matahari. Kita bisa jemur beberapa kali (meski pasir sudah kering) agar bau amis bisa benar-benar hilang. Kemudian kita bisa simpan pasir tersebut pada botol plastik (bekas aqua, dsb).   Untuk mewarnai pasir laut, kami menggunakan warna dari pewarna kue cair, dicampur dengan sedikit air, dan anak-anak membantu dengan mengaduk pasirnya hingga rata terca

Games Kejujuran

Minggu, 30 Juni 2013 Pagi yang cerah, anak-anak sedang libur sekolah. Pekan yang lalu kami telah sama-sama berencana, jika hari ini akan mengadakan kegiatan lomba. Rupanya anak-anak di Bantaran Kali Brantas, Mergosono, Malang, sudah tak sabar menanti kedatangan saya. Begitu saya datang, semua anak langsung berkumpul di tanah lapang SDN Mergosono 4, tempat biasa kami bermain dan belajar bersama. Mereka datang dengan wajah-wajah yang penuh semangat, senyum ceria dan di tangan mereka telah terkepal 'gempo' (gempo= bulatan dari tanah yang dipadatkan). Setelah mempersiapkan segala sesuatunya, termasuk membuat track untuk lomba, anak-anak berkumpul di halaman, duduk bersama dan kami mulai dengan membuat peraturan permainan bersama terlebih dahulu. Permainan sepanjang hari ini kami namakan Games Kejujuran. Peraturan selama permainan adalah: tidak boleh ada kata-kata kotor, perkelahian dan suara tangis. Setiap kali ada pelanggaran konsekuensinya poin dikurangi 10. Sedangkan jika

Permainan Kerjasama - Melewati Tali

Permainan kerjasama - Melewati Tali, sebenarnya mudah. Hanya saja perlu kekompakkan dan kerjasama kelompok. Pertama, anak-anak membentuk lingkaran besar dan saling bergandengan tangan. Tali (bisa dari tali rafia) diletakkan pada tubuh salah seorang anak. Tiap-tiap anak berusaha untuk memindahkan tali tersebut ke temannya yang lain, tanpa melepaskan pegangan tangannya. Mau mencoba? Seru juga lho!