Langsung ke konten utama

Awas, ada Ular!

Saat kami tengah asyik belajar, tiba-tiba seorang anak berteriak, "Ada ularrrr!"
Kontan saja, anak-anak semburat berlari mendekati temannya yang berteriak tadi, yang berdiri di seberang tempat kami belajar, ada ular yang merayap di got sekolah SDN Mergosono 4 Malang.
"Belakangan sering ada ular di halaman sekolah. Apa mungkin karena anginnya yang kencang? Kemarin ada ular yang jatuh dari pohon Mangga," cerita Putri.
Minggu pagi ini, 19 Januari 2014, memang cuaca cerah, tapi angin bertiup kencang. Nampak pohon-pohon bambu tertiup miring karena angin.
"Wah, ada yang bakar-bakar sampah di sungai..." ucap Irfan.
"Wah, pasti bahaya tuh, kalau banyak angin gini...bisa-bisa kebakar yang lainnya," ucap Hilda. Benar saja, tak lama kemudian angin kembali bertiup kencang, tak lama halaman sekolah diliputi asap sampah yang terbakar dari arah sungai.
"Haduh, baunya gak enak banget!" protes Putri sambil menutupi hidungnya dengan kaos yang dipakainya. Hampir semua kami melakukannya agar bau yang busuk dan menyengat itu tidak memenuhi rongga hidung dan paru-paru kami.
"Pok...pooookkk....pokkk...!" suara Pak Dar memukul ular di lantai sekolah itu dengan belahan bambu di tangannya. Nampak ular yang berwarna hitam dan kuning itu terkulai lemas. Segera Pak Dar membawanya ke tempat yang lebih aman. Kemudian anak-anak kembali melanjutkan belajar.

 Irfan, Imron dan Putra, sedang mengerjakan puzzle bersama-sama

 Hilda dan Putri, mengerjakan puzzle sambil tiduran

Usai mengerjakan puzzle, anak-anak mewarnai gambar

Hari ini kami belajar sambil bermain Puzzle, menemukan nama-nama binatang. Tak banyak anak yang datang, hanya 9 orang saja. Tak mengapa, kami tetap bersemangat belajar, sambil bercanda dan bermain. Menurut anak-anak, teman-temannya yang lain sedang pergi ke GOR di Bumiayu.
"Kak,...kok sulit banget nih!" ucap Hilda yang mengerjakan puzzle sambil tiduran.
Suasana cukup menyenangkan. Bahkan tak lama Mairoh, adik Yanti dan Momo, datang bergabung. Ini pertama kalinya dia bergabung. Tidak rewel, bahkan dia segera saja mau dipotong kukunya. "Anak yang pemberani dan cerdas," pikir saya, sambil mengajak dia mengobrol. Tak banyak kata, karena memang perbendaharaan katanya masih sederhana, maklum, bocah usia 3 tahunan.

 Mairoh

  Mairoh & Momo, kakaknya.
Momo lebih tua 1 tahun dibandingkan adiknya. Mereka sebenarnya empat bersaudara, Yanti, Rohman, Momo dan Mairoh. Kakak tertua masih belum genap usia 6 tahun, sudah memiliki 3 orang adik. Kemarin, 19/1/2014, adalah kali pertama Mairoh datang dan bergabung bersama kami untuk belajar bersama. Meski dia hanya duduk dan memegang kertas mewarna yang saya berikan. Tapi sinar matanya yang cerdas, menghalau kegundahan hati setiap orang yang melihatnya. Hampir semua kakak bersaudara ini datang dengan bedak yang tebal dan tidak rata, meski demikian, saya bersyukur...mereka boleh diijinkan bergabung dan belajar bersama kami di bantaran Kali Brantas, Mergosono, Malang. Saya percaya, ada sebuah keindahan yang tertutup dibalik bedak tebal yang tak merata itu....wajah Kristus juga menjelma di antara anak-anak ini.

Yanti, Momo dan  Mairoh (di tengah-tengah) adalah tiga orang kakak beradik.

Belakangan ini memang cuaca tidak menentu. Kadang hujan, panas dan berawan dengan tiba-tiba. Hari ini angin bertiup kencang tapi cuaca panas dan gerah sekali, terlihat anak-anak mulai mengantuk. 
"Kak, pulang dulu ya..." ucap Putri, yang kemudian diikuti anak-anak yang lainnya. Bersalaman dan kemudian pulang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEWARNAI PASIR

Minggu depan kami berencana mewarnai gambar dengan menggunakan pasir laut. Wah, gimana caranya? Penasaran ya? Sabar, pasti jika tiba saatnya kami akan tulis juga di blog ini.  Jadi pekan ini kami belajar menyiapkan bahannya yakni membuat pasir berwarna. Pertama kami menyiapkan semua bahannya: pasir laut, pewarna makanan, gelas plastik, sendok/garpu plastik, dan air secukupnya.     Pasir laut yang sudah dicuci bersih dan dikeringkan Pewarna Makanan Gelas, sendok/garpu plastik bekas Cara membuatnya: Pertama pasir laut harus dibilas dengan air tawar terlebih dahulu untuk menghilangkan bau amis, jemur di tengah terik matahari. Kita bisa jemur beberapa kali (meski pasir sudah kering) agar bau amis bisa benar-benar hilang. Kemudian kita bisa simpan pasir tersebut pada botol plastik (bekas aqua, dsb).   Untuk mewarnai pasir laut, kami menggunakan warna dari pewarna kue cair, dicampur dengan sedikit air, dan anak-anak membantu dengan mengaduk pasirnya hingga rata terca

Games Kejujuran

Minggu, 30 Juni 2013 Pagi yang cerah, anak-anak sedang libur sekolah. Pekan yang lalu kami telah sama-sama berencana, jika hari ini akan mengadakan kegiatan lomba. Rupanya anak-anak di Bantaran Kali Brantas, Mergosono, Malang, sudah tak sabar menanti kedatangan saya. Begitu saya datang, semua anak langsung berkumpul di tanah lapang SDN Mergosono 4, tempat biasa kami bermain dan belajar bersama. Mereka datang dengan wajah-wajah yang penuh semangat, senyum ceria dan di tangan mereka telah terkepal 'gempo' (gempo= bulatan dari tanah yang dipadatkan). Setelah mempersiapkan segala sesuatunya, termasuk membuat track untuk lomba, anak-anak berkumpul di halaman, duduk bersama dan kami mulai dengan membuat peraturan permainan bersama terlebih dahulu. Permainan sepanjang hari ini kami namakan Games Kejujuran. Peraturan selama permainan adalah: tidak boleh ada kata-kata kotor, perkelahian dan suara tangis. Setiap kali ada pelanggaran konsekuensinya poin dikurangi 10. Sedangkan jika

Permainan Kerjasama - Melewati Tali

Permainan kerjasama - Melewati Tali, sebenarnya mudah. Hanya saja perlu kekompakkan dan kerjasama kelompok. Pertama, anak-anak membentuk lingkaran besar dan saling bergandengan tangan. Tali (bisa dari tali rafia) diletakkan pada tubuh salah seorang anak. Tiap-tiap anak berusaha untuk memindahkan tali tersebut ke temannya yang lain, tanpa melepaskan pegangan tangannya. Mau mencoba? Seru juga lho!