Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2014

Klipingku

Akhir tahun 2013 hingga berjalannya waktu di 2014 ini, merupakan tahun terberat bagi saya, saat mendampingi anak-anak di bantaran Kali Brantas Mergosono, Malang. Tahun penuh tekanan dan membuat saya patah semangat, bahkan terpikir untuk berhenti.  Saya banyak mengambil waktu untuk berretret secara pribadi dengan Tuhan, apakah tepat untuk mengambil keputusan tersebut? Hati saya penuh dengan gejolak dan kadang-kadang merasa sangat hampa. Sejalan dengan hal itu, saya putuskan untuk "tetap" berjalan mendampingi anak-anak... Minggu ini (23/3) mungkin adalah awal Tuhan menjawab beberapa pertanyaan tentang pergumulan saya. Seseorang yang dulunya sangat membenci saya, menolak saya secara terang-terangan di tengah warga di mana anak-anak yang saya dampingi berada, mendadak kemarin menghampiri saya, mengajak mengobrol dan bersikap sangat manis.  Antara terkejut dan masih kurang percaya, saya hanya bisa mengucap syukur pada Tuhan...ternyata doa-doa saya selama ini didengar oleh-N

Kisah Sebuah Gunting Kuku

Entah sudah berapa banyak gunting kuku yang kuhabiskan selama hampir 14 tahun berjalan, saat aku mendampingi anak-anak di bantaran kali Brantas, Mergosono, Malang, Jawa Timur. Apa pula perlunya sebuah gunting kuku? Bagiku, sebuah gunting kuku sangat penting dan wajib dibawa, setiap kali aku pergi mengunjungi anak-anak. Bukan hanya sebagai alat untuk memotong kuku mereka, namun juga bercerita sejuta kisah curhat mereka. Awalnya, aku sendiri juga tidak menduga, jika sebuah gunting kuku bisa dipakai sebagai entry point (pintu masuk) menjangkau hati anak-anak. Saban Minggu pagi, setelah menyapu lantai, dan anak-anak duduk mengerumuniku di lantai, mulailah aktivitas menggunting kuku berlangsung. Antri, meski terkadang selalu ada yang ingin mendahului. Saat acara menggunting kuku ini berlangsung, acara curhat dan sharing dari hati ke hati pun mengalir tanpa mereka sadari. Berawal dari pertanyaan umum: "Apa kabarmu hari ini?" atau sapaan hangat, "Sudah mandi belum? Su

Bermain di Tanah Lapang

Minggu pagi yang cerah, udara segar, angin semilir dan matahari bersinar cerah (23/3). Anak-anak juga cukup bersemangat pagi ini, jadi timbul ide untuk bermain sekaligus belajar di tanah lapang. Ada sekitar 22 anak yang berkumpul pagi itu, setelah memotong kuku dan membagi vitamin C, tentu saja tak lupa saat memotong kuku ada banyak curhat dari anak-anak. Segera kami kemudian menuju tanah lapang di halaman sekolah. Menyiapkan kotak dengan luas sekitar 1m, di masing-masing kotak dituliskan sebuah abjad. Karena hari ini yang siap bermain ada 19 anak (dua anak masih balita), maka kami menyiapkan huruf A - S, dengan penempatan huruf disengaja tidak teratur.  Masing-masing anak kemudian menempati satu kotak huruf dengan membawa sebuah crayon. Setelah semua anak siap di tempatnya masing-masing, dibagikan sebuah gambar, yang juga acak (tidak sama) pada masing-masing anak. Tugas anak-anak adalah mewarnai gambar tersebut....tapi saat terdengar perintah, "Pindah!" maka set

Membuat Origami & Puzzle

Hari masih pagi, (16/3), saat anak-anak sudah berkumpul di halaman SDN Mergosono 4, tempat biasa kami bertemu, bermain dan belajar bersama. Rupanya sudah ada Kak Winne, dan dua orang temannya dari Machung, yang tengah belajar membuat origami bersama anak-anak. Ah, rupanya hari ini mereka membuat origami burung (cara membuatnya nanti saya sampaikan di bahan pembelajaran). Sementara anak-anak tengah asyik belajar membuat origami, datang Amanda, yang kemudian juga langsung bergabung bersama anak-anak.   Amanda (berbaju kuning), gadis cilik dikisaran umur 5 tahun ini, sejak usia belum genap satu tahun, sudah rajin mengikuti belajar di halaman sekolah SDN Mergosono 4 Malang, bermain dengan saya di bantaran kali atau di lereng perbukitan samp ah. Sejak 2 pekan yang lalu harus mengikuti bundanya yang telah kembali dari Hongkong, dan memulai hidup baru di sebuah desa kecil di Blitar. Itu berarti berpisah dengan kami.... Tapi ternyata ikatan diantara kami tetap kuat terjalin.